Percakapan ketiga (alif).
Percakapan yang ketiga ini membahas tentang beberapa profesi.

Ahmad: “Assalamu’alaykum.”
Badr: “Wa’alaykumussalam.”
Ahmad: “Ini adalah saudaraku (kandung). Dia seorang guru.”
Kata “Akh” adalah saudara kandung, bisa juga saudara tiri.
Badr: “Selamat datang.”
Ahmad: “Ini adalah temanku. Dia seorang insinyur.”
Saudara: “Selamat datang.”
Ahmad: “Semoga keselamatan bersamamu.”
Badr: “Semoga keselamatan bersamamu.”
Kata ma’as salamah sering diucapkan jika ingin berpisah.
Percakapan ketiga (ba).
Percakapan selanjutnya masih sama membahas tentang beberapa profesi. Hanya saja pembicaranya adalah perempuan.

Nada: “Assalamu’alaykum.”
Huda: “Wa’alaykumussalam.”
Nada: “Ini adalah saudariku. Dia seorang dokter.”
Terdapat perubahan pada kata hadza untuk laki-laki menjadi hadzihi untuk perempuan. Dan thobib untuk laki-laki menjadi thobibah untuk perempuan.
Huda: “Selamat datang.”
Nada: “Ini adalah temanku. Dia seorang mahasiswi.”
Terdapat perubahan dari shodiqiy, menjadi shodiqotiy. Dan tholib (lk) menjadi tholibah (pr).
Saudari: “Selamat datang.”
Nada: “Semoga keselamatan bersamamu.”
Huda: “Semoga keselamatan bersamamu.”
Mufrodat 3
- Mudarris (guru lk).
- Thalibah (siswi pr).
- Thobibah (dokter pr).
- Muhandis (insinyur lk).
- Akhun (saudara lk).
- Ukhtun (saudari pr).
- Shodiq (teman lk).
- Shodiqoh (teman pr).
- Hadza (kata tunjuk dekat untuk lk).
- Hadzihi (kata tunjuk dekat untuk pr).
- Huwa (dia lk).
- Hiya (dia pr).
Kesimpulan percakapan ketiga
- Orang Arab mengucapkan ‘ahlan wa sahlan’ ketika pertama berkenalan.
- Orang Arab mengucapkan “ma’as salamah” ketika ingin berpisah.
- Pentingnya memperhatikan jenis kelamin yang berbicara. Menentukan kata tunjuk (hadza atau hadzihi) dan penambahan ta’ marbuthoh.